Selasa, 03 Oktober 2017

Mengoptimalkan Peran Pemuda Karang Taruna Melalui Kampanye Anti Buta Pemilu , Untuk Mewujudkan Pemilu Indonesia Yang Bermartabat

Oleh : Rio Hanafi

Dinamika Buta Pemilu di Indonesia

Buta Pemilu adalah istilah yang saya pakai sebagai sebuah cerminan, terkait berlangsungnya Pemilu di Indonesia yang pada dasarnya adalah pesta demokrasi, nyatanya masih belum banyak masyarakat yang paham akan seluk beluk atau kredibilitas partai-partai dan bakal calon pemimpin Indonesia yang berpartisipasi dalam sebuah ajang Pemilu, terkhusus di pelosok desa yang mayoritas masih berprofesi sebagai buruh tani, laporan survei CSIS Indonesia ( Centre for strategic and International Studies), dibeberapa kurun waktu terakhir terjadi naik-turun tingkat partisipasi Pemilu masayarakat Indonesia, dan juga kualitas Pemilu di Indonesia juga masih sangat rawan akan diwarnai dengan Money Politic atau Politik Uang, terutama terjadi di desa-desa yang tingkat pendidikan dan mata pencahariannya masih rendah. (Laporan Survei CSIS Indonesia, 2017) Mereka hanya sekedar menjadi alat suara, bagi para peserta Pemilu tanpa mengetahui siapa saja tokoh yang terlibat di dalamnya, disinilah muncul istilah Buta Pemilu yang diperparah dengan terbatasnya akses informasi yang ada, Pemilu seolah hanya menjadi ajang mencari kekuasaan semata tanpa memperdulikan kualitas Pemilu yang terselenggara.

Kubu Golput dan Kubu Buta Pemilu

Pada akhirnya akan ada dua kubu yang berbeda tumbuh di beberapa pelosok desa, yaitu kubu Golput dan kubu Buta Pemilu, menurut Arbi Sanit salah seorang pakar politik Indonesia, mengungkapkan bawasannya Golput adalah gerakan protes politik yang didasarkan pada segenap problem kebangsaan. (Sanit, 2007) Artinya disini adalah Golput berbeda dengan Buta Pemilu Golput adalah sebuah dampak dari proses Pemilu yang terkadang hasilnya tidaksesuai dengan apa yang diharapkan, tokoh yang terpilih tidak mampu merealisasikan janji-janji kampanyenya, sehingga hal ini berdampak signifikan akan turunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap sebuah penyelenggaraan Pemilu, kebanyakan para kubu Golput adalah mereka yang melek politik dan memutuskan untuk tidak memilih bakal calon  dengan berbagai pertimbangan mereka sendiri, sedangkan apa yang saya maksud disini sebagai Buta Pemilu adalah meraka warga masyarakat yang hanya memilih dalam Pemilu, (1) Tanpa sumber informasi yang jelas, (2) Terkesan hanya ikut-ikutan, (3) Mudah dimobilisasi suaranya oleh golongan-golongan tertentu, (4) Mudah dibujuk oleh Money Politic atau Politik Uang.
Akan tetapi perlu diketahui bahwa tidak semua masayarakat desa mengidap Buta Pemilu, masih ada golongan - golongan yang mengamati begitu seksama mengenai Pemilu di Indonesia terutama Aaktivis-aktivis muda desa, yang biasanya membentuk suatu wadah Karang taruna desa, Karang Taruna dalah organisasi sosial yang bergerak di bidang kesejahteraan dan sosial masayarakat desa, pengoptimalan peran Karang Taruna inilah yang menjadi bahasan topik kali ini, dimana peran mereka seharusnya tidak lagi diremehkan karena dengan mengoptimalkan peran pemuda-pemuda ini yang notabene kaya akan informasi dunia luar, sangat amat dibutuhkan oleh warga masyarakat desa khususnya para pekerja , dan buruh tani, yang terkadang sibuk bekerja dan enggan menyimak kondisi perpolitikan di Indonesia, melalui gerakan yang saya sebut sebagai gerakan “Kampanye Anti Buta Pemilu” disinilah akan dioptimalisasikan peran Pemuda Karang Taruna sebagai pemotor atau penggerak informasi-informasi penting di desa.

Alternatif Usaha Dalam Kampanye Buta Pemilu

Pemuda Karang Taruna dapat melakukan berbagai alternatif usaha, untuk menyebarluaskan informasi Pemilu di desa:
  1. Melalui seminar bedah kandidat dan partai di tempat strategis ( balai desa ).
  2. Melalui penerbitan poster atau surat kabar yang berisi para kandidat tokoh dan biography lengkap para tokoh peserta Pemilu
  3. Menggencarkan safari dari rumah ke rumah

Tentunya aternatif-alternatif diatas tidak akan mampu berjalan secara baik tanpa adanya turut serta pemerintah melalui kebijakan pemilu yang diambil, menurut Affan Gaffar dalam bukunya Poitik Indonesia Pemilu hendaknya bersifat Praktis, artinya tidak rumit dan dan gampang dimengerti, oleh kalangan masyarakat kalangan banyak. Menelaah apa yang diungkapkan oleh Affan Gaffar bawasannya peran serta pemerintah dalam membuat kepraktisan dalam Pemilu sangat amat dibutuhkan, pemerintah pusat dapat juga menjadikan Pemuda Karang Taruna menjadi tulang punggung untuk sosialisasi dan kampanye di desa-desa yang tujuan utamanya adalah untuk mengatasi Buta Pemilu di Indonesia yang kerap melanda banyak desa di indonesia.
Sebagai warga negara Indonesia yang peduli, selayaknya kita mendukung kampanye Anti Buta Pemilu ini karena pada dasarnya tujuan implisit dari kampanye Anti Buta Pemilu ini juga termasuk sebagai upaya untuk mengembalikan kembali perihal tingkat kepercayaan masyarakat, terhadap pemimpin Indonesia nantinya, dan juga untuk menghindari sikap Apatime. Dalam sebuah survei pda tahun 2013, melibatkan 2.290 responden, margin of error ditetapkan sebesar 2,1 persen, dengan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen, dan hasilnya 58 persen responden menyatakan tidak percaya akan segala hal yang berhubungan dengan Politik. (Merdeka.com, 2012) Termasuk didalamnya adalah mengenai Pemilu, jika saja tingkat kepercayaan, sikap apatis, materialistis, hingga buta pemilu, mampu di tanggulangi secara bertahap, akan mampu memberikan kontribusi yang luar biasa terhadap Demokrasi di Indonesia. Tidak akan ada lagi golongan-golongan partai yang seharusnya belum layak untuk merekomendasikan kader-kadernya sebagai calon Presiden dan calon legislatif ikut serta dalam Pemilu, karena para pemilih tetap, nantinya akan sangat objektif dalam memilih calon-calon yang benar-benar mempunyai kredibilitas yang baik.  Dan jika upaya-upaya yang dilakukan telah terhimpun dengan baik dan mempunyai sifat yang berkelanjutan, bukan tidak mungkin Pemilu di Indonesia, entah Pemilu Presiden, Legislatif, Pemilukada, atau bahkan Pilkades pun, akan berjalan secara ketat dan bermartabat. (Gaffar, 1999)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Membuat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ)

Laporan PertanggungJawaban Organisasi Assalamu'alaikum Wr.WB hay guys :D untuk temen-temen yang Hobi berorganisasi, tidak akan asing...